Use me like a drugs
Aiden melangkahkan kakinya masuk ke dalam apartment Javier. Lumayan cukup besar untuk seorang yang tinggal sendiri.
“Welcome to my sweet home. Take a seat”
Tanpa membalas pembicaraan si tuan rumah. Aiden langsung duduk menyamankan diri diatas sofa empuk ruang tamu milih Javier.
Canggung menyelimuti mereka berdua. Pasalnya memang mereka tidak pernah sedekat itu. Apalagi sampai main ke rumah masing-masing seperti ini. Aiden saja ingin tahu alasan kenapa bisa seorang Javier meminta taruhan fwb bersamanya.
Javier memutuskan untuk mendekat ke arah Aiden dan ikut duduk disamping dirinya. Sesaat Javier ingin membuka pembicaraan, suara dering telfon milik Javier pun berbunyi.
“Gw angkat telfon dulu”
Aiden mengangguk, lalu menyibukkan diri dengan hp-nya.
“Kalo mau nyalain tv aja” Lanjutnya
Aiden menuruti perkataan Javier dengan menyalakan tv didepannya mencari chanel apa yang bagus untuk dinikmati sembari menunggu Javier selesai dengan urusan telfonnya.
Selang tak berapa lama, Javier kembali duduk bersama Aiden.
“Kayaknya mending lu pulang deh” Ucap Javier disela-sela keheningan mereka.
“Hah?”
“Gw lagi mau sendiri kali ini”
Aiden mendengar hal itu hanya bingung tak mengerti. Javier yang tadi dengan yang sekarang setelah menerima telfon tersebut jelas berbeda. Mukanya suntuk, seperti ada yang mengganggu pikirkannya. Dengan inisiatif yang sangat besar, Aiden memutuskan untuk bertanya.
“Mau cerita? Besok libur. Jadi gw ga ada kegiatan lain”
“You dont have to know my story. I'm full of problems. There was no way”
“You can share with me”
“I'd love to die Aiden. 'Cause i'm a loser in this game”
Aiden mencoba berdiri dari posisi duduknya, berjalan sedikit menuju tepat di depan tubuh Javier.
“Let's go”
“Where?” Jawab Javier, masih dengan tundukan di kepalanya.
“Your room. Let me heal you”
Aiden mengulurkan tangannya ke depan Javier. Dengan isyarat mengajak. Javier mendongak, melihat ke arah Aiden. Lalu mengalihkannya ke tangan Aiden dan menggenggamnya.
Mereka berdua sudah berada di kamarnya Javier. Tapi entah kenapa otak Aiden buntu, tak tau harus apa. Mereka hanya duduk bersebelahan di atas kasur milik Javier. Lagi-lagi canggung menyelimuti mereka berdua.
Untuk kedua kalinya, akhirnya Aiden berinisiatif untuk mengajaknya duluan.
“Hey, liat sini”
Javier yang merasa terpanggil pun menengok ke sumber suara, masih dengan muka datarnya.
“Choose it. You want to let me hear your story or you want me to kiss you?” Ucap Aiden memberi pilihan.
Tiada jawaban dari Javier. Dia masih diam tak bergeming. Aiden mencoba menunggu lebih lama, tapi nyatanya Javier tetap diam tak bersuara dihadapannya.
Tanpa menunggu lebih lama lagi. Aiden mendekatkan dirinya ke arah Javier, mencoba untuk menciumnya secara perlahan dengan lembut. Mecoba menarik perhatian Javier. Bibirnya terasa manis saat dicicipi. Menerima perlakuan seperti itu, Javier tidak bisa menolak. Dibalasnya ciuman dari Aiden dengan sama lembutnya. Lidahnya pun ikut bermain, menyentuh deretan gigi depan milik Aiden. Sungguh candu. Otaknya dibikin mabuk kepayang olehnya. Perutnya diisi dengan kenikmatan yang tak pernah Javier rasakan sebelumnya.
Javier tidak bisa menahannya lagi, tangannya mulai memainkan benda panjang milik Aiden sambil menciumnya dengan intens. Nafas keduanya mulai terengah-engah. Tubuh mereka memanas, meninggalkan benih-benih putih di sekujur tubuh mereka.
“Aiden hahh-hahh. Naik kesini” Ucap Javier, mennyuruhnya untuk duduk dipangkuannya.
Tanpa menjawab, Aiden langsung menerima perintah tersebut. Tangannya ditaruh ke atas pundak Javier. Lalu lanjut menciumnya. Kini lidah mereka yang beradu, menggeliat ke kanan dan ke kiri secara bergantian. Menikmati setiap sentuhan yang diberikan.
“Hahh-hahhhh. Bentarrr”
“Don't make me wait baby”
Javier memulai kembali adegannya. Menciumnya, lalu menghisapnya dengan intens. Menjilat secara menyeluruh bagian bibir depan milik Aiden. Memulainya dengan bagian atas, lalu beralih ke bagian bawah. Sungguh manis rasanya. Aiden yang mulai kehabisan nafas hanya pasrah menerima sambil mencengkeram erat baju milik Javier.
“Hahhhh...hahhh Fucking seriously Aiden, you so addictive” Ucap Javier setelah menghentikan adegan ciumannya bersama Aiden.
“Hahh...hahh Capek ga?” Lanjutnya
“Hahhh....hahhh..yes”
“Oke, let's take some rest”
Setelah adegan panas tadi. Mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak dengan menonton tv dengan posisi kepala Aiden yang sudah bersandar nyaman di dada bidang milik Javier.
“Feel better now?” Tanya Aiden sambil mendongak kan kepalanya ke arah muka Javier.
“Yeah, thank you for that. I'm so addicted to you haha. Gimana cara gw bisa dapetin kesempatan ini lagi?”
Aiden mengubah posisinya menjadi telungkup dengan kepala yang masih sama, menghadap ke arah Javier.
“Say you love me, to the end of the world. Then i'll let you use me like a drugs” Ucap Aiden, diakhiri dengan kecupan manis di bibir Javier.